Pendidikan tanpa Sekolah

Bagi semua insan yang merasa pernah mengenyam pendidikan kata sekolah sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Sebuah lingkungan yang di dalamnya terdiri dari kelas-kelas berisi 30-40an anak yang dirancang untuk memberikan pengajaran lewat seorang guru. Paradigma masyarakat saat ini banyak yang menganggap bahwa pendidikan adalah sekolah dan sekolah adalah pendidikan.
Ivan Illich memiliki gagasannya sendiri mengenai pendidikan. Baginya, Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan, dan dimanapun mereka berada, pendidikan adalah hidup. Dalam bukunya Deschooling Society, ia mengkritisi keberadaan sekolah sebagai satu-satunya lembaga pendidikan. Menurutnya peran sekolah sebagai lembaga pendidikan harus dikurangi. Bahkan lebih radikal lagi, menurutnya sekolah seharusnya dibubarkan saja.
Pendidikan merupakan pengalaman belajar sepanjang hidup. bagi Illich pendidikan bertujuan membebaskan setiap orang untuk dapat memperoleh sumber belajar, membebaskan setiap orang untuk membagikan keterampilannya dan menjamin kebebasan mengajar, membebaskan setiap orang untuk tidak berharap pada jasa profesi manapun,dan menjamin kebebasan setiap orang untuk memberi saran dan kritik tentang pendidikan.
Negara lewat sekolah mempersempit itu dengan adanya kewajiban sekolah. Sekolah diciptakan sebagai tempat yang dikhususkan untuk umur tertentu dengan kewajiban kehadiran dan mengikuti kurikulum yang disediakan. Sistematika ini membentuk pandangan bahwa manusia harus hadir, belajar, dan hanya bisa diajar di sekolah. Pendidikan tidak lebih sekedar transfer ilmu yang membunuh kehendak banyak orang untuk belajar secara mandiri. Sekolah dengan pengaturannya yang sangat ketat dalam waktu, tempat, kegiatan, dan tujuan belajar bukan merupakan pendidikan yang baik karena mengekang kebebasan. Di sekolah kegiatan belajar yang bernilai adalah hasil kehadiran di sekolah; bahwa nilai belajar meningkat bersamaan dengan jumlah masukan (input); dan akhirnya keberhasilan orang dalam berpendidikan dapat diukur dan didokumentasikan oleh angka rapot dan ijazah.
Salah satu komponen terpenting terselenggaranya pendidikan adalah kehadiran pendidik. Dalam pernyataannya, Illich menyebutkan bahwa kelangkaan guru dikarenakan adanya kewajiban untuk mempunyai ijazah dalam pekerjaannya. Apalagi ditambah dengan hadirnya kebijakan sertifikasi guru selama setahun. Padahal sertifikat bukan jaminan seorang calon pendidik memiliki keterampilan yang lebih baik dibanding yang tidak memiliki sertifikat. Illich menjelaskan bahwa seseorang untuk menjadi seorang guru seharusnya tidak dipandang hanya berdasarkan dari ijazah atau sertifikatnya saja tetapi juga dari kemampuannya. Dengan memberikan pengetahuannya kepada orang lain tanpa harus melalui prosedur sertifikat seseorang mampu menjadi pendidik.
Illich mengharapkan bahwa pendidik yang mempunyai keterampilan di bidangnya akan memberikan kemampuannya pada peserta didik yang tertarik pada kemampuannya. Dan tidak boleh ada paksaan bagi peserta didik yang tidak mau mempelajari keterampilan tersebut. Menurutnya, penting sekali untuk mempertemukan guru yang terampil dengan murid yang semangat untuk belajar tanpa batasan kurikulum.
Ivan Illich sangat menentang dan mengkritik peran guru yang diungkapkan dalam bahasa “guru sebagai pengawas bertindak, guru sebagai moralis, dan guru sebagai ahli terapi”. Hal ini selaras dengan kritik Freire yang menamakan praktek pendidikan tersebut dengan istilah "gaya bank".
Illich mendefinisikan anak adalah murid. Kebanyakan orangtua telah memutuskan bahwa mereka harus ke sekolah,mereka harus melakukan apa yang dikatakan pada mereka. Anak tidak seharusnya diwajibkan untuk sekolah, namun tetap diwajibkan belajar. Dan belajar tersebut bukan hanya ada di sekolah, sehingga Illich menginginkan suatu alternatif persekolahan. Dan dari alternatif persekolahan ini anakdapat belajar semua hal tanpa ada batasan-batasan dan aturan-aturan yang mengikat seperti sekolah. Peserta didik merupakan subjek yang aktif dalam proses pembelajaran , di mana proses pendidikan diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran kritis guna melakukan transformasi sosial.
Sekolah cenderung melihat peserta didik sebagai objek. Sekolah mencoba melihat apa yang harus dipelajari oleh peserta didik bukan apa yang ingin dipelajari oleh mereka. Seharusnya peserta didik diberi kesempatan untuk apa saja yang ingin mereka pelajari dan pendidik seperti apa yang mereka inginkan. Lebih lanjut Ivan Illich menyebutkan bahwa semua pengetahuan yang dihargai dan diinginkan oleh peserta didik harus diberikan. Sehingga kurikulum yang ditetapkan dibuat tidak hanya untuk menentukan ranking dan peringkat. Namun, kurikulum pendidikan bagi Illich adalah penyediaan semua pengetahuan yang dihargai dan diinginkan oleh peserta didik.
Ivan Illich menawarkan alternatif persekolahan sebagai pengganti sekolah yang dianggap sudah memonopoli pengetahuan. Illich menawarkan saluran pendidikan dalam membentuk lembaga formal pendidikan baru. Ia menyebut lembaga ini sebagai jaringan kegiatan belajar (learning webs). Empat jaringan kegiatan belajar tersebut adalah Jasa referensi pada objek-objek pendidikan, Pertukaran keterampilan, mencari teman sebaya yang cocok, dan yang terakhir adalah Jaringan referensi pada pendidik-pendidik yang pada umumnya.
Referensi
Ivan Illich - Deschooling Society
Komentar
Posting Komentar